Manusia sejatinya adalah penduduk langit, bukan penduduk bumi. Terlahir ke dunia setelah ditiupkannya ruh ke dalam kandungan ibu, sebagai jalan untuk menempuh ujian di dunia. Akankah ia nanti layak untuk kembali ke sisi-Nya di surga kekal. Ataukah ia lebih patut menempati neraka-Nya Allah SWT.
Itulah kira-kira poin inti perbincangan kami malam itu. Tentu saja ditemani segelas kopi dan berbagi tema-tema kajian lain bersama Pak Muh. Diawali dengan mengingatkan kembali akan kekerdilan diri, bahwa Ia (Allah) Yang Maha Besar adalah satu-satunya Tuhan yang berhak untuk diibadahi. Allah SWT menciptakan manusia sungguh amat sempurna, sehingga tak layak bagi manusia itu untuk menjual keimanannya dengan harga yang sedikit. Maka diantara orang-orang yang menjual keimanannya itu akan kita dapati orang-orang yang enggan sholat, orang-orang yang enggan berpuasa dan lain sebagainya bahkan ada juga yang menggadaikan keimanannya kepada sesembahan lain selain Allah azza wa jalla. Naudzubillah.
Lalu fenomena-fenomena lain, yang sudah menjadi kebiasaan namun jika dikaji sungguh manusia itu makhluk yang merugi. Sebagian besar manusia mengejar perkara-perkara sunah namun seringkali melalaikan yang wajib. Apa-apan ini, jika di kalangan saya dulu diyakini bahwa perkara sunnah menggenapi yang wajib brangkali ada yang kurang seperti menambal ban yang bocor. Nah jika sebaliknya akan terasa aneh sekali “mau menambal ban tapi ndak punya ban”. Ini apa yang mau ditambal..?
Sungguh Allah telah berfirman dalam surat Ali Imran, 14:”Dijadikannya indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta benda yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda (kendaraan) pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah tempat kembali yang baik”. Itulah fitrah!. Laki-laki akan cenderung memandang indah pada wanita (atau sebaliknya), anak, harta dan lain seterusnya. Manusia sebenarnya sedang diingatkan bahwa ia dikaruniai nafsu. Nafsu bukan untuk dihilangkan, namun lebih untuk dikendalikan. Jika inginkan dunia jangan tanggung-tanggung, jika inginkan akhirat juga jangan tanggung-tanggng. Kelak akan diperlihatkan balasan bagi manusia atas amalnya di dunia.
Harta itu penting, tapi harta bukan segalanya. Harta tak dibawa mati. Amalanlah yang akan menyelamatkan dari siksa. Tentunya sudah seringkali manusia diperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya. Ada sebagian manusia diperlihatkan bagaimana sisa-sisa azab kubur sebagai pembelajaran.
Sebuah perbincangan Ya, sebuah perbincangan panjang yang tak kunjung selesai, sebab hikmah Allah tersebar luas dan begitu banyak. Untuk mengkaji ayat-ayat suci, ayat-ayat kauniyah dan lainnya.
Bismillah semoga kita diberikan hidayah untuk senantiasa berpegang teguh pada tali Allah. aamiiiin
0 Komentar