Motivasi terkadang seringkali dimaknai secara serampangan. Ada yang pilih-pilih motivasi, yang disuka saja yang dikutip yang tidak disukai dilewati. Ada yang ditafsirkan sendiri. Bahkan ada pula yang dipergunakan untuk alat pembenaran bagi tindakan padahal belum tentu motivasi yang diambil ditujukan untuk yang demikian.
Perlu kecerdasan memaknainya. Sebagaimana pakaian; sebagus apapun pakaian, ia dibuat tentu ada fashionnya sendiri-sendiri. Pakaian wanita tentu tidak tepat dipakai laki-laki atau sebaliknya. Pakaian santai pun tidak tepat untuk acara resmi atau sebaliknya. Lebih-lebih pakaian yang tidak layak pakai akan sangat tidak enak dipandang.
Cerdaslah memaknai motivasi supaya ketepatan maknanya bisa membawa hikmah.
Dalam sebuah kasus,mungkin saya pribadi dan pembaca pernah mengalaminya. Tatkala membaca untaian kata mutiara motivasi tentu ada yang dibaca berulng-ulang sebaliknya ada yang sekedar dilewati. Hal ini lebih mengarah pada suasana hati maisng-masing. Yang cocok diambil yang enggak ditinggal. Seperti itulah kira-kira. Namun hal ini masih dapat dikatakan wajar. Lantas adakah yang tidak wajar?..
Nah, beberapa motivasi sebagaimana diatas saya sampaikan menjadi alat pembenaran adalah semisal kita suka dan sesuai dengan kita, lalu datanglah kebenaran yang semestinya dan dengan pongahnya kita membela diri dengan dasar motivasi tersebut.
# Think Smart ^_^
# Think Smart ^_^
0 Komentar