UBORAMPEKEHIDUPAN:
Sedikit menyesalkan dan sedikit mengumpat bahasa kasarnya. Sebuah fenomena menarik di setiap mengawali ramadhan. Tentang masalah klasik yang selalu update. Perrbedaan mengawali puasa selalu menarik untuk diperbincangkan.
Yang menjadi persoalan sehingga saya pribadi sangat menyayangkan adalah dimana beberapa saudara, teman dan banyak lagi kalangan ketika ditanyakan kapan mulai puasa bulan ini. Jawaban-jawaban yang beragam pun sudah dapat ditebak. Bahkan beberapa meninggalkan pertanyaan seberapa kapabilitas keilmuan si penjawab.
Sebuah kasus misalnya begini: Kapan puasa bro?. Jawaban yang umumnya keluar adalah "aku besok ikut Muhammadiyah" atau yang lainnya "aku besoknya aja ikut pemerintah". Mendengar jawaban seperti ini lantas dalam hati saya sedikit tertawa sekaligus ngelus dada istilahnya sebab yang saya hadapi adalah mahasiswa. Lebih berkembang lagi sampai kepada perdebatan wajibnya mengikuti ulil amri. Ini pembahasan jadi melebar kemana-mana.
Seyogyanya menurut saya, kapabilitas seorang mahasiswa bukanlah golongan orang awam yang tidak bisa baca tulis, tidak tahu hukum Islam dan serba hidup dalam ketertinggalan. Seorang mahasiswa yang memiliki keilmuan lebih dan dengan kemajuan teknologi tentunya jika ditanyakan kapan puasa dan kenapa hari itu jawabannya bukan sekedar ikut ini itu. Namun lebih kenapa hari ini dan kenapa hari itu bahkan bisa menjelaskan versi masing-masing yang berbeda dan kenapa terjadi perbedaan. Kalau hanya sekedar menjawab ikut golongan ini aja lebih mantep, atau ikut pemerintah saja lebih bagus.Dan sudah selesai sampai di sini diskusi ilmiahnya.
Sungguh ketika seorang memutuskan untuk menjadi berilmu maka padanya juga terdapat tanggungjawab untuk menyampaikan ilmu itu. Bukan lantas memutuskan diri ikut-ikutan dan menjadi dalam tanda kutip orang awam. Belajar sungguh-sungguh hanya untuk menjadi orang awam logika manalagi ini.
Permasalahn klasik ini lagi-lagi mengusik. Terkadang ada juga yang nyeplos keyakinannya ikut yang mana. Sedangkan manusia tentu saja memiliki rasa ingin tahu dan rasa penasaran untuk dapat membuktikan jalan yang benar.
Terlepas dari perbedaan itu, persiapan yang lebih untuk menghadapi bulan ramadhan sesungguhnya lebih dan sangat penting kiranya agar ramadhan tahun ini menjadi bermakna. Perbedaan harus disikapi dengan toleran dalam arti menghormati satu sama lain biarpun dalam keyakinan yang berbeda.
Perbedaan adalah rahmat sebagaimana kita ketahui bersama.Tetapi kadangkala perbedaan adalah awal perpecahan. Situasi yang berbeda kerap kali membawa dilema tersendiri. Perbedaan sebagai rahmat adalah dalam hal kompisisi perbedaan yang memperkaya sebuah konsep atau ide atau keanekaraagaman dalam hal kemajuan bersama. Bukan perbedaan yang membawa kepada kemunduran.
oke tetap semangat,, daan selamat menunaikan ibadah Puasa Ramadahn 1435
0 Komentar