suatu saat
kita bisa saja mengambil atau mendapat peran kecil
laksana baut pada jembatan suramadu
bahkan bisa jadi tak terlihat seperti bayang semu
akan tetapi yang perlu diyakini
adalah sekecil apapun peran ia tetaplah peran untuk dilakonkan

Kalau kita perhatikan hewan lipan, dengan kepala satu dan kaki yang banyak tetap dapat berjalan dengan anggun. Keanggunan itu coba kita bandingkan dengan medusa, bayangkanlah medusa bukan sebagai tokoh khayalan. Medusa digambarkan sebagai sesosok manusia dengan rambut ular yang banyak. Ini pun masih mending karena otak yang berperan tetaplah satu yakni kepala si manusia itu sendiri. Jika saja ular-ular itu mampu berpikir sendiri dengan bebas maka akan terjadi kekacauan dalam pergerakannya. Satu kepala ingin ke kanan, yang lain ingin ke kiri dan sebagainya tentu kaki dan tangan akan kebingungan. Maka kemudian di dalam berorganisasi kepala cukuplah satu biarpun semua ingin didengarkan suaranya namun kepala tetaplah hanya satu saja.
Jangan kemudian semua ingin menjadi kepala atau sebaliknya kaki/tangan semua. Kan repot jadinya. Setiap orang harus berbagi tugas. Setiap orang harus berbagi peran. Agar kemudian terjadi harmonisasi kerja yang elegan yang terarah. Kepala berperan sebagaimana mestinya, tangan, kaki dan anggota lainnya memainkan peran masing-masing.

#WesOnoJataheDeweDeweRaSahRebutan