adalah berlama-lama dengan diamku, meski sekedar bertanya pada diri sendiri, meski sekedar menerka-nerka adakah bahagiamu di sisiku. Kukira yang sebentar itu hanya hitungan sesaat saja, namun sesaat itu meniadakan segala; mimpi, harapan, kekuatan. Telah menghilang di sudut egoku. Kini langkahku kian berat, bahkan serasa terhenti. Hilang arah.
Kita tak pernah mengerti alur cerita. Tapi dalam kekuatan-Nya, “semoga” adalah kata yang hanya bisa kubisikkan dari lubuk hati terdalam, agar dalam ridho-Nya engkau arungi bahteramu bersama sang nahkoda meski itu bukan aku.
Yahhh apa boleh dikata. Tak boleh ada penyesalan. Dan kepada-Nya lah kita meminta: “jauhkanlah diriku dari memikirkannya dan jauhkanlah dirinya dari memikirkanku”.
0 Komentar