MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Manhaj Muhammadiyah adalah prinsip agama Muhammadiyah dalam mengaktualisasikan Islam. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yunahar Ilyas mengatakan bahwa manhaj Muhammadiyah memiliki dua pengertian yakni, salafiyah dan tajdidiyah.
Muhammadiyah dari segi akidah adalah salafiyah yang tidak berafiliasi degan aliran manapun. Dari segi fikihnya, Muhammadiyah bukan oraganisasi yang berorientasi fikih madzahabi tetapi fikih manhaji, namun Muhammadiyah juga tidak menafikan madzab-madzhab fikih.
“Tarjih bukan sebuah madzhab namun manhaj. Tarjih itu berorientasi pada dalil dan istidlal bukan qoul minal aqwal,” ujar Yunahar, Kamis (1/6) dalam Pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Yunahar juga mengatakan bahwa dari segi akhlak, Muhammadiyah tidak pernah mengikuti aliran tasawuf, tapi tidak pula mengatakan bahwa tasawuf itu sesat. Muhammadiyah memakai istilah ihsan yakni, engkau beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya, seandainya engkau tidak melihat-Nya, maka Allah melihatmu.
“Manhaj salaf Muhammadiyah mengikuti atau sama dengan manhaj salaf Rasyid Ridha, karena KH. A. Dahlan terpengaruh pada tafsir al-Manar,” ucap Yunahar.
Yunahar menambahkan bahwa yang menjadi sumber inspirasi KH. AhmadDahlan adalah dari Muhammad bin Abdil Wahab dalam hal pemurnian tauhid (syirik, takhayul, khurafat) dan ibadah dan bid’ah. Mendapat semangat pembaharuan melalui syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, dari Muhammad Abduh mendapat semangat modernisme Islam, dari Rasyid Ridha mendapat semangat salafi.
Tidak sampai disitu, dari ikut organisasi Sarikat Islam KH. A. Dahlan belajar kebangkitan dari HOS. Cokroaminoto. Kemudian ketika ikut organisasi Budi Utomo mendapat semangat organisasi. “Dari semua itu KH. A. Dahlan banyak belajar dan ditambah sifat ketawadhuan beliau, sehingga memiliki manhaj yang dimiliki Muhammadiyah,” ujar Yunahar.
Diakhir Yunahar mengatakan bahwa dalam gerakan Tajdid, Muhammadiyah memiliki dua pengertian, yaknipemurnian dalam hal akidah dan ibadah, serta dinamisasi dalam hal mu’ammalat. (Arief Rakhman Aji)