Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
(QS. Al Hujurat : 11-12)
===================================

Seringkali kebanyakan manusia menilai buruk satu sama lain hanya karena ia melihat hal yang buruk pada yang dinilainya. Hal itu bukan semata-mata terjadi tanpa sebab, tapi memang ketika nampak sedikit saja cela langsung saja tiba-tiba semuanya menjadi tercela. Seakan-akan tak ada lagi kebaikan yang pernah diperbuat oleh si tertuduh. Hemm, tak heran bila saja curiga mencurigai sesama manjadi semacam trend. Asal jangan mengikuti peribahasa berikut :

"Gajah di pelupuk mata tak nampak, Kuman di seberang lautan nampak"

Miris..! Peribahasa ini harusnya bukan sekedar peribahasa yang hanya diajarkan di bangku-bangku sekolahan. Peribahasa ini merupakan sindiran dan juga peringatan bagi kita semua. Bahwa jangan sampai kita menilai buruk seseorang dari kesalahan kecil yang telah diperbuatnya sampai kita lupa dengan dosa-dosa kita yang mungkin saja lebih besar. Jika demikian yang terjadi harusnya kita malu.
Hal-hal yang seperti ini, merupakan momentum bagi kita untuk senantiasa introspeksi diri. Apakah kita sudah baik sehingga kita menyatakan diri untuk layak menilai buruk seseorang. Lalu bagaimana kita harus menyikapinya ?.

  • Pertama, senantiasa berkhusnudzon atau berbaik sangka. Khusnudzon biasanya akan sangat sulit untuk kita lakukan karena mungkin saking banyaknya daftar kesalahan seseorang tersebut yang kita ketahui. Namun perlu diingat karena tidak selamanya seseorang akan selalu melakukan kesalahan. Suatu saat tentunya kita berharap ia berubah menjadi baik. Harapan-harapan inilah yang seharusnya terus kita pupuk di dalam diri kita. Dan hendaknya  selalu ingat bahwa bisa jadi seseorang mempunyai tujuan baik namun tidak terlaksana dengan baik. Maka tugas kita adalah menunjukkan cara-cara yang lebih baik agar ia bisa berlaku baik. Atau mungkin kitalah yang ditunjuk oleh-Nya untuk menjadi penunjuk kebenaran.
  • Kedua, rasa curiga bukanlah untuk dikemukakan namun untuk menjadikan kita bersikap hati-hati dan mawas diri. Tidaklah penting untuk menyalahkan seseorang selama kita sendiri tidak pernah bersikap hati-hati. Kesalahan seseorang dapat terjadi kepada siapapun yang lengah dan tidak hati-hati.
  • Ketiga, selalu memohon ditunjukkan jalan yang benar dan berazzam untuk menjalankannya dengan segala kesungguhan.
Oke.. ^_^
Don't judge a book by it's cover. Mungkin itulah kata yang tepat. Lihat dulu apa yang sebenarnya terjadi. Sampaikan dimana letak kesalahannya baru kemudian adili dengan bijaksana.

Posting Komentar

0 Komentar

Langsung ke konten utama