Kehidupan manusia dalam filsafat jawa ada 5 tahapan. Kelima tahapan tersebut dapat digambarkan melalui nama-nama jari dalam bahasa jawa itu sendiri:
  1. Jari pertama disebut jenthik. Pada tahap ini, manusia sedang mengalami masa-masa susah (kita tau sendiri kadang-kadang jari ini/kelingking sering digunakan untuk mengupil). Masa sulit ini harus disikapi dengan bijak, karena kefakiran dan kesusahan dapat menjadi faktor yang melemahkan iman. Sabar dan tawakal adalah kuncinya. Maka untuk dekat dengan-Nya setiap insan manusia yang merasakan kesusahan hendaknya dapat merasakannya sebagai sebuah ujian yang mengantarkan dirinya untuk lebih dekat dengan Yang Maha Kuasa.
  2. Jari kedua disebut jari manis. Tahapan kehidupan yang digambarkan oleh jari manis adalah sebagaimana namanya manis berarti enak, senang, nikmat, lezat, dsb. Ujian pada hamba Allah tidak selamanya berupa musibah, kesusahan, ataupun kesedihan. Allah terkadang menguji ketaatan hamba-Nya dengan kesenangan, kemewahan, dan lain-lain. Orang yang bertakwa tentunya ketika diberi cobaan ia bersabar dan ketika diberi kesenangan ia bersyukur dan lebih banyak menyebut nama-Nya. Sedangkan orang yang lemah imannya ketika diberi kenikmatan ia menjadi kufur, tidak mensyukuri dan menganggap kesenangan yang didapatkannya adalah hasil usahanya sendiri. Contoh nyata adalah Fir'aun, Qorun dan masih banyak lain orang-orang pada jaman dahulu yang mendapatkan adzab karena kufur akan nikmat-Nya. 
  3. Yang ketiga adalah jari panunggul. manusia yang mampu melewati masa susah (tahap jari jenthik) dan masa senang (tahap jari manis) dengan tetap berpegang teguh pada ketetapan Allah swt. ia pada tahap ketiga ini berarti telah mampu menjadi pribadi yang unggul (panunggul). Kesabaran dan tawakalnya serta rasa syukurnya adalah jalan untuk mengantarkannya pada derajat yang tinggi di sisi-Nya. Di mata manusia ia juga memiliki kedudukan yang istimewa karena kepribadiannya.
  4. Setelah sukses di tahap pertama dan kedua serta mendapatkan predikat unggul, selanjutnya "insan manusia" ini akan mendapatkan petunjuk (tahap keempat yaitu jari panunjuk). Petunjuk ini merupakan hidayah dan bimbingan dari Allah untuk menjalani kehidupan dan menyampaikannya kepada sesama sebagai bagian dari dakwah. Petunjuk merupakan jalan hidup yang sesuai dengan kehendak-Nya. Petunjuk adalah kunci untuk meraih ridho-Nya menuju maghfiroh dan rahman rahim di sisi-Nya.
  5. kalau kita teliti, jarak antara jari panunjuk dengan jari kelima (jempol) memiliki selisih yang lebih jauh dibanding jari-jari lainnya. Ini merupakan gambaran bahwa jempol (posisi TOP) yang harus dicapai manusia merupakan sebuah perjalanan panjang kehidupan manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifatullah fi al-Ardh. Tentunya jalan tersebut tidak serta merta didapatkan dengan mudah. Semua tahap harus dilaluinya terlebih dahulu. Tawakal dalam menjalani tahap pertama, syukur pada tahap kedua, menjadi pribadi yang mulia, dan menjalankan petunjuk-Nya yang terdapat dalan Al-Quran kesemua itu adalah jalan yang mesti ditempuh agar ketika sudah di penghujung kehidupannya (pol-polane urip) ia bisa meraih posisi yang TOP/istimewa di sisi-Nya bersandingan dengan Rasulullah saw. aamiin.....
Demikian uraian ini penulis sampaikan, sekiranya ada yang kurang pas penulis pribadi mohon saran dan kritiknya sebagai masukan berharga untuk kebaikan bersama.
Ikhwanu fi ad-Dien rahimani wa rahimakumullah...
Semoga Allah menerima kita di sisi-Nya dan menjadi kekasih-Nya. Rodhiyallohu anhum warodhu anhu.

Posting Komentar

0 Komentar

Langsung ke konten utama