Mencintai Alam.. (Pentas Bulan ke-2 Teater Getar)

Pementasan Puisi bertema alam
STAIN Salatiga, 27 Pebruari 2013.

Teater Getar STAIN Salatiga menggelar pentas bulanan yang kedua. Berbeda dengan pentas bulan sebelumnya, kali ini lebih banyak kepada pembacaan puisi yang bertemakan alam. Banyak puisi yang dibacakan pada pementasan kali ini, yang mengajak kepada para hadirin untuk lebih mengenal alam, mencintai alam dam melestarikannya.

Pak Lurah Getar yang lebih akrab dipanggil Telo (Mukhlas) berharap dengan adanya pentas ini dapat menggugah kesadaran setiap manusia untuk kembali memperhatikan alam. Alam yang ditempati manusia sebenarnya sedang benar-benar dalam kondisi yang memprihatinkan.

Pada Pentas ke-2 ini banyak mengapresiasikan puisinya, dari  pembukaan oleh Mas Imam, kawan-kawan teater Postma, Pak Tung Tung, Pak Kos, Aan, Sagi, Mas Jlumpang, Pak Owot, dan banyak lagi. Meskipun bertemakan alam, pentas ini tidak mengecualikan untuk puisi lain. Misalnya Puisi yang dibawakan Pak Kos (Abah) yang merekonstruksi kembali Naskah Sumpah Pemuda II, Proklamasi II,, Pancasila II dan puisi tentang Pesulap dimana digambarkan kondisi Bangsa Indonesia yang sungguh memprihatinkan. Penyalahguanaan kekuasaan dan praktik tipu-tipu layaknya pesulap oleh para pejabat yang menghianati jabatannya.
Salah satu penampilan pembacaan puisi
Puisi lain yang sungguh menggedor hati hadirin adalah yang dibacakan oleh mas Aan. Puisi tersebut mempertanyakan kembali kesadaran para hadirin, di negeri yang subur makmur ini namun banyak sekali kerusakan alam yang semakin menggila. Puisi karya mas Gepeng tersebut mengajak manusia yang merasa hidup di Tanah Indonesia untuk tidak hanya banyak berdebat tentang keadaan alam ini namun segeralah berbuat.

Kembali kepada pementasan, akhir pementasan ditutup oleh tetarikal puisi karya Taufik Ismail yang dipentaskan Lima orang teman-teman Getar di sutradarai olep Pak Owot. Mengisahkan tentas sesuatu yang lepas dari sela-sela jemari kita yang setelah lama baru kita sadari. Tidak hanya itu, diskusi tentang alam menjadi kajian yang lebih menarik lagi. Apa yang dapat kita lakukan untuk alam ini, apa yang harus segera kita perbuat, bukan hanya menyalahkan satu pihak saja tapi bergeraklah dan berbuatlah.

Tentunya semua itu diawalai dari diri sendiri, mulai dari hal terkecil dan dari sekarang.

Salam Budaya Cinta Alam

Posting Komentar

0 Komentar