Pendidikan sebagaimana telah dirumuskan di dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sebagai sebuah usaha yang terencara maka kemudian dimuatlah berbagai tata cara, ketentuan, rumusaan-rumusan dan seperangkat alat lainnya untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri.Lebih terperinci lagi disusunlah dengan yang biasa disebut kurikulum.
Berbicara tentang pendidikan, tentu tak lepas dari konsep reward dan punishment. Reward dan punishment sebagai bagian dari sistem pendidikan selayaknya rambu-rambu untuk menunjukkan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Reward diberikan untuk menghargai sebuah kinerja yang baik, sedangkan punishment sebagai wujud dari hukuman atas kesalahan yang telah dilakukan.
Contoh reward: apresiasi, tepuk tangan, pujian, bayaran/insentif, dsb.
Contoh Punishment: cacian, hukuman, pengucilan, dll.
Pemberian reward maupun punishment seyogyanya berimbang agar tidak terjadi hal-hal yang tak diharapkan. Misal terlalu banyak reward akan menjadikan lupa dan sombong dan manja, terlalu banyak punishment pun dapat menjadikan benci, merasa terkucil dan sakit hati.
Pembelaan terhadap suatu kesalahan terkadang dapat menjadikan kendala untuk mendewasakan diri. Seseorang dapat menjadi lupa untuk mengoreksi mana yang benar dan mana yang salah dalam pekerjaannya. Istilahnya yang lebih keren adalah manja. "Gini aja boleh kok, dan lebih mudah" statementnya menjadi seperti itu. Pola-pola yang salah tetapi terlanjur menjadi kebiasaan akan diterima mentah-mentah tanpa perlu tahu yang mana yang sebenarnya benar-benar harus dilakukan.
Marilah terus belajar menjadi lebih baik dan bukan yang biasa-biasa saja.
by Mas Maryono
Pemberian reward maupun punishment seyogyanya berimbang agar tidak terjadi hal-hal yang tak diharapkan. Misal terlalu banyak reward akan menjadikan lupa dan sombong dan manja, terlalu banyak punishment pun dapat menjadikan benci, merasa terkucil dan sakit hati.
Pembelaan terhadap suatu kesalahan terkadang dapat menjadikan kendala untuk mendewasakan diri. Seseorang dapat menjadi lupa untuk mengoreksi mana yang benar dan mana yang salah dalam pekerjaannya. Istilahnya yang lebih keren adalah manja. "Gini aja boleh kok, dan lebih mudah" statementnya menjadi seperti itu. Pola-pola yang salah tetapi terlanjur menjadi kebiasaan akan diterima mentah-mentah tanpa perlu tahu yang mana yang sebenarnya benar-benar harus dilakukan.
Marilah terus belajar menjadi lebih baik dan bukan yang biasa-biasa saja.
by Mas Maryono
0 Komentar